Laman

Senin, 24 September 2012

Bung Towel dan Bung Colek

Saya mendapat sms dari seorang yang pernah menjadi teman saya sewaktu SMA, Allan namanya. Dia seorang gitaris band reggae yang cukup terkenal di seluruh Bekasi dan planet namex, Angel Beach nama band-nya. 

“Nonton bareng yuk di bekasi square.” Begitulah isinya. Saya bingung pertamanya si Allan ini mau ngajakin nonton apa di Bekasi Square (BS)? Jangan-jangan dia mau ngajak nonton kasir ngitungin uang di Carrefour. Atau nonton orang makan di Solaria?? Maklumlah, otaknya sedikit miring beberapa derajat. Tapi kemudian saya teringat bahwa malam ini ada pertandingan Liverpool vs Man Utd. Nah, mungkin ini yang dimaksud si Allan. 

“Ama siapa aja?” Saya balas smsnya. Saya takut dia mengajak orang-orang se-narogong buat nonton bareng. Naik mobil losbak ramai-ramai bawa bedug dan rebana sambil mengibarkan bendera Liverpool. Ini mau nobar atau mau malam takbiran?? 

“Baru ngajak lu doank. Ajak Fiqri ama Icol aja.” Balasnya lagi. Fiqri dan Icol ini juga manusia-manusia yang pernah berteman dengan saya sewaktu SMA. Otak mereka pun tak kalah miring dengan si Allan. 

“Oke gw sms dia2 orang ya. Gw juga mau mandi dulu.” Saya balas lagi. Kebetulan saya belum mandi dari pagi karena air PAM mati. Bergegaslah saya naik motor ke rumah Bibi saya di dekat Megahbuana untuk numpang mandi. Tak lupa, sambil mandi dan gosok gigi saya sms Fiqri dan Icol untuk mengajak mereka ikut nobar.

“Emang tv di rumah lu knapa, Man?” Fiqri membalas. Ini orang diajak nobar kok malah nanya kabar televisi saya. Memangnya nobar bola itu diadakan buat orang-orang yang punya masalah sama tivinya di rumah?? Si Fiqri ini emang sama aja. Udah jadi Sarjana Pendidikan tapi otaknya masih miring juga. Manusia yang bernama Fiqri ini satu kampus sama saya tapi beda fakultas. Dia baru aja lulus tapi saya belum lulus. Akhirnya setelah balas-balasan dan tawar menawar yang konyol, si Fiqri ini tidak mau ikut karena katanya besok pagi-pagi buta dan tuli, dia bakal interview kerja di Garuda Indonesia. Aneh memang ini orang. Sarjana Pendidikan tapi tidak mau melamar jadi guru. 

“Kalo sekarang ga bisa, Man. Gw lagi sakit pusing nih. Lu jenguk gw sambil bawain buah ya.” Giliran Icol sekarang yang balas. Sementara saya lagi sampoan. Aneh lagi kan punya temen. Diajak nobar malah minta dijenguk, minta dibawain buah pula. Saya bawain buah simalakama baru tau rasa dia. Nanti-nantilah kalau mau jenguk, cuma sakit pusing minum panadol juga sembuh. Si Icol ini sudah kerja di sebuah RS Hermina Grand Wisata. Dia seorang analis kesehatan gitu kalau tidak salah. Sudah lama saya tidak ketemu dia. Setelah saya balas, dia balas lagi, “emang mau nonton yang jam berapa, Man?” Nah kan, dia ini becanda atau memang lagi tidak konsen dengan percakapan? Masa dia mengira saya mengajak dia nonton di bioskop? Benar-benar tidak up to date teman saya yang satu ini. Ya sudahlah, terpaksa saya nobar hanya berdua dengan si Allan. 

Setelah selesai mandi saya kembali ke rumah. Tak lama Allan datang naik motor Beat, sudah mengenakan baju Liverpool. Saya melongok ke belakang motor Allan, takut-takut kalau dia benar-benar mengajak bocah-bocah se-narogong naik mobil losbak. Ternyata tidak ada, untunglah. Saya pun dibonceng Allan seperti tentara NICA yang dibonceng Belanda sesaat setelah Proklamasi. Kami melesat menuju BS. Di jalan dia bertanya mengenai Fiqri dan Icol, saya jelaskan kondisi mengenaskan mereka kepada Allan. “Masa dokter (Icol, Red) bisa sakit juga sih, Man? Harusnya dia bisa nyembuhin diri sendiri.” Allan berkomentar aneh mengenai Icol. Ponari saja kalau sakit dia berobat ke posyandu, tidak menyembuhkan diri sendiri. 

Setelah parkir motor di BS Allan bertanya pada tukang parkir di mana tempat nobar. Ternyata lokasinya di parkiran di depan lobby red square. Tempat ini juga biasanya jadi tempat syuting Inbox, Hip-hip Hura, dan acara musik alay lainnya. Kami pun ke TKP. Ternyata benar di sanalah tempat syuting siaran langsung dan nobar Liga Inggris yang diselenggarakan MNCTV. Ada layar tancap besar yang disediakan. Ternyata pertandingan sudah memasuki babak kedua. Allan agak canggung, karena di sana sangat banyak penggemar MU yang pakai jersey MU. Kebetulan si Allan ini pakai jersey Liverpool karena dia penggemarnya Liverpool. Kami hanya menemukan satu-dua orang yang juga pakai jersey Liverpool. Tak lama MU mendapat hadiah penalti karena seorang pemainnya dilanggar di kotak pinalti. Seluruh fans MU yang jumlahnya ratusan di tempat itu langsung bergemuruh senang. Tapi si Allan malah berteriak, “ah, itu diving!!” Haduh si Allan ini bikin saya deg-degan aja. Di kerumunan fans MU dia berteriak begitu. Jangan macem-macem kalau lagi di kandang macan! Untung ini bukan tim lokal yang sedang bertanding, kalau tim lokal yang bertanding perilaku Allan itu benar-benar membahayakan jiwa. 

Pertandingan selesai dengan kekalahan Liverpool 1-2 dari MU. Setelah pertandingan selesai seorang pembawa acara wanita berpakaian seksi dan berkulit mulus di-shoot dan dia berbicara sebentar di tivi dengan latar belakang suppoter MU yang berebut ingin masuk tivi juga. Setelah itu shoot pindah ke grup band yang mulai menyanyi. Allan meminta saya untuk memotret dia dengan pembawa acara wanita tadi menggunakan HP Allan. Walaupun si Allan ini tidak tau nama wanita itu yang penting dia artis, katanya. Benar-benar norak! Kemudian shoot pindah lagi ke komentator. Saya dan Allan berpindah ke set tempat komentator berbincang. Ternyata ada Bung Towel dan pembawa acara yang pakai kacamata yang juga sering jadi pembawa acara bola, saya lupa namanya. Setelah itu acara habis. Saya ingin berfoto dengan Bung Towel tapi sungkan rasanya karena dia selalu bersama crew-crew MNCTV. “Nanti aja, Man. Kalo ga bisa foto sama Bung Towel, kita foto sama Bung Colek atau Bung Cubit aja.” Kata Allan. Bodo ah. 

Ketika sedang berbicara tentang Bung Colek, tiba-tiba ada yang mencolek saya dari belakang. Hah, jangan-jangan benar-benar ada manusia yang namanya Bung Colek! Dia mendengar namanya disebut oleh saya dan dia langsung mencolek saya! Saya agak takut. Tapi segera saya berbalik badan. Ternyata yang mencolek itu seorang teman kuliah saya yang belum lulus juga, Erik namanya. Kebetulan sekali bertemu di sini. Dia seorang penggemar MU, makanya dia datang di acara nobar ini. Dan kebetulan juga dia tinggal di Bekasi, di daerah Harapan Jaya. Kami berbincang sebentar dan kemudian dia pamit pergi. Pergilah selamanya! Saya tidak mau dicolek lagi olehnya! 

Tak lama saya dan Allan pulang karena hari semakin larut. Padahal nobar masih berlanjut dengan siaran langsung Man City vs Arsenal. Tapi yang nonton juga hanya sedikit orang, sepi. Dari pada kesepian di sini lebih baik pulang sajalah. Sekian, Wassalam!

Bks, 23/9/12

Sabtu, 22 September 2012

Remaja Gaul Indonesia Jaman Sekarang

Pernahkah dikau melihat gaya-gaya anak remaja jaman sekarang? Kalau kata bahasa mereka, gaya mereka itu sangat tengil. Lihat saja gaya-gaya mereka itu. Pakai kaos distro yang full colour, celana jins pensil yang nyetrit, sepatu merk-merk mahal, kadang pakai jaket model bisbol. Kalau dengar musrik, maksud saya musik, mereka sok-sok dengar musik melodik, metal (melayu total kali), rock-rock modern jaman sekarang. Kadang mereka memakai kacamata hitam besar yang batangnya berwarna-warni. Tak lupa pula dengan batang berisi tembakau yang dibakar sampai berasap terus dihisap-hisap itu. Selain itu kebanyakan dari mereka pakai HP pintar yang mahal. Dan kegiatan utama mereka biasanya main band dan nonton band (halah!). 

Tahu tidak? Bagi mereka, mereka adalah anak gaul garda depan. Sangat laki-laki. Mereka bangga dengan pilihan gaya mereka. Padahal mereka tidak menyadari bahwa mereka sedang jadi korbannya bangsa Barat yang liberalis dan kapitalis dengan misi 3F-nya. Apa itu 3F? Ya, bangsa Barat itu ingin menguasai dunia dengan cara menyebarkan doktrin 3F (Film, Food, Fashion). Yah, tak apa lah, mungkin mereka belum sadar aja. 

Sebenarnya sih, tak apa-apa juga kalau misalkan mereka bergaya-gaya seperti itu. Mencoba jadi anak gaul yang garda depan. Tapi harusnya diimbangi dengan kepribadian dan pengetahuan yang juga garda depan. Lihat saja sebagian dari mereka banyak yang malas beribadah, sering bolos sekolah, malas mengerjakan PR dan belajar di rumah, kurang ada respeknya sama orang tua, kadang ngelayap kemana-mana sampai pulangnya lewat dari tengah malam, dan kalau bangun tidur, kesiangan. Mau jadi apa negara ini, Kawan? 

Coba aja deh, kalau misalkan kita menemukan bocah-bocah SMP atau SMA model begini. Tanyakan soal kaos atau sepatu merek terbaru. Lalu tanyakan tentang band-band melodik indie dan lagu-lagunya. Wah mereka pasti nyerocos semangat menggebu-gebu bagai debu (kok bagai debu?). Tapi coba tanyakan mereka tentang permasalahan pengetahuan, budaya, sosial, dan politik. Mungkin kebanyakan dari mereka langsung mengalihkan pembicaraan. 

Inilah potret remaja-remaja Indonesia jaman sekarang. Sangat disayangkan jika mereka tidak segera merubah beberapa kebiasaan buruknya. Bagi para orang tua dan saudara yang lebih tua, haruslah memberikan contoh yang baik kepada anak-anak dan adik-adik Anda. Karena pendidikan karakter yang paling baik itu bukan diajarkan, tetapi dicontohkan langsung dalam keluarga dan lingkungan sekitar.

Bks/2012

Duhai Polisi-polisi Lalu Lintas Yang Selalu Mencurigai Saya

Saya menjadi ingin menulis ketika kemarin saya diberhentikan polisi lalu lintas yang berkumpul di pinggir jalan buat melakukan razia kendaraan bermotor. Saya diberhentikan saat berangkat kuliah dengan naik sepeda motor di daerah Pondok Kopi. Rumah saya di Bekasi Timur dan kampus saya ada di Rawamangun, jadi kalo berangkat lewat Pondok Kopi. Namanya mirip-mirip daerah rumah saya, Pondok Hijau. Entah kenapa akhir-akhir ini orang banyak menamai sebuah tempat dengan depannya "Pondok".

Ya, kemarin itu yang kedua kalinya saya diberhentikan di tempat yang sama, cuma selang sehari atau dua hari. Saya meliat dari kejauhan suasana hijau-hijau stabilo khas rompi Polantas. Mereka memberhentkan beberapa motor. Ketika saya sudah mendekati mereka, seorang Polantas memberhentikan saya seperti orang memberhentikan angkot, lambai-lambain tangan gitu. Ya sudah, di kepala saya tidak ada kepikiran buat kabur apalagi lari. Ya iya dong, kan lagi naik motor, masa lari? Saya menepi, otak saya berputar memikirkan apakah ada kesalahan yang dibuat oleh saya. Setelah saya pikir, ternyata saya tidak menerobos lampu merah, tidak juga wrong way, saya pakai helm yang cukup SNI walau tidak SNI-SNI banget (itu bonus waktu kredit motor Revo yg sekarang udah ditarik oleh tukang kreditnya), spion saya dua, plat nomor saya tidak basi. Eh, ternyata pak Polantas itu hanya menanyakan SIM dan STNK saya. Saya langsung memperlihatkannya dan saya dipersilakan melanjutkan perjalanan. Ternyata memang inilah prosedur razia kendaraan bermotor. Semua kendaraan diberhentikan satu persatu. Bukan masalah curiga atau syak wasangka Polantas kepada saya. Wassalam.

(Tulisan ini dibuat sekitar tahun 2009 atau 2010. Tak begitu ingat tepatnya)